My Hero Mom (2016)
By: Aisyah Ayu Pramesti
Pada suatu masa, hidup seorang perempuan yang sangat cantik dan shalihah bernama Annisa. Ia mempunyai banyak teman. Karena kepintarannya dengan mudah dia melewati kuliah hingga dia tumbuh dewasa. Kecantikan dan imannya yang sangat kuat mulai tersebar di seluruh dunia. Annisa menjadi guru olahraga yang sangat pandai.
Pada suatu hari, datang seorang lelaki ke rumah Annisa. Ia melamar ke Annisa untuk menjadi istrinya. Tentu saja Annisa tidak segan - segan untuk menyetujuinya. Akhirnya mereka menikah. Lelaki itu bernama Imam.
Hari pertama, Annisa memasak nasi goreng untuk makanan mereka hari itu. Lalu ia pamit untuk berangkat mengajar. Annisa juga membuat bekal untuk Imam di kantor.
Beberapa hari kemudian, akhirnya Annisa hamil. Imam sangat senang melihatnya. 3 bulan, 6 bulan, hingga 9 bulan Annisa menunggu Imam di rumah sakit. Imam terburu - buru berangkat, tapi akhirnya dia kecelakaan. Anak Annisa sudah lahir dan diberi nama Alisha Azzahra.
Beberapa bulan kemudian, Alisha akhirnya tumbuh besar dan Imam meninggal.
Pada suatu malam, Annisa menemani Alisha tidur .
Alisha berkata, “Wahai ibunda, ceritakan sebuah cerita yang bisa mengantarku tidur.”
Lalu Annisa menyanyikan shalawat yang sangat mengharukan. Alisha menatap heran kepada ibunya. Annisa tersenyum. Tak lama, Alisha tertidur. Annisa memeluk dan mencium Alisha, lalu keluar kamar Alisha sambil melanjutkan shalawat - nya.
Esok paginya, Alisha bangun dan duduk di kursi makan. Sudah tersedia makanan untuk sarapan di meja makan. Selesai sarapan ia mandi dan mengganti baju, kemudian ke kamar kerja ibunya. Alisha sekolah di tempat Annisa mengajar.
“Bunda, ayo kita berangkat.” kata Alisha.
Annisa menengok lalu menjawab, “Bunda siap - siap dulu ya.” jawab Annisa lembut.
Alisha mengangguk.
Annisa mengambil jaket, masker dan kaca matanya, lalu ia berangkat bersama Alisha.
Malamnya, Annisa masih menemani Alisha di kamarnya.
“Bunda, ayahku itu kayak gimana sih? Kok aku enggak pernah lihat?” tanya Alisha.
Annisa menjawab sambil tersenyum. “Ayahmu itu baik, rendah hati, selalu bersabar, suka menolong dan suka bersedekah. Bunda senang banget punya suami kayak dia. Waktu kamu lahir, ayah buru - buru ke rumah sakit. Tapi jadinya ayah kecelakaan. Akhirnya ayah luka parah dan masuk ICU dan saat kamu ulang tahun yang ke - 1, ayah meninggal.” kata Annisa.
“Bunda, bacakan lagi kalimat - kalimat suci - mu yang membuatku tertidur.” kata Alisha.
Annisa tersenyum, lalu membacakan ayat kursi sambil memeluk Alisha. Tak lama Alisha tertidur.
2 tahun kemudian, saat dia kelas lima di sekolahnya mengadakan kemah di hutan. Sayangnya hari itu Annisa sakit parah sehingga dia tidak bisa ikut.
“Bunda, aku tidak ingin ikut. Aku mau menjaga bunda di sini.” kata Alisha.
“Bunda tidak apa - apa, bersenang - senanglah di sana.” jawab Annisa.
“Baiklah kalau itu yang bunda mau.” jawab Alisha lagi. Dia segera mencium tangan Annisa dan bergegas keluar kamar.
“Assalamu'alaikum.” salam Alisha.
“wa'alaikumussalam, selamat bersenang - senang di sana.” jawab Annisa sambil melambaikan tangannya.
Alisha membalas lambaian tangan ibunya.
Dia segera keluar rumah dan naik bus yang sudah menunggu di depan rumah. Bus melaju kencang. Alisha menatap rumahnya walaupun sudah agak jauh lalu dia menghadap ke depan.
Akhirnya mereka sampai di tengah hutan. Anak - anak membangun tenda besar di sana. Lalu mereka memulai aktivitas mereka saat berkemah, lalu ke tenda dan tidur.
Sebelum tidur, Alisha dan teman satu tendanya, Nabila bercerita dulu tentang pengalaman lucu keluarga mereka. Sementara teman setendanya yang lain, Balqis dan Syahira sudah tertidur lelap.
Besoknya, betapa terkejutnya Alisha ketika mendengar kabar bahwa bundanya tersayang meninggal.
Akhirnya dia meminta agar dirinya diantar ke pemakaman ibunya. Nabila, Balqis dan Syahira ikut menemani.
Sesampainya di sana, dia menulis bahwa dia mempunyai rahasia yaitu dia bercita - cita menjadi ibu yang baik seperti ibunya sendiri. Alisha juga memberi hadiah dan foto kenangan terakhir waktu Annisa masih sehat untuk Annisa.
Dan cita - cita Alisha itu memang benar yaitu menjadi perempuan shalihah yang baik dan dermawan.
- TAMAT-
Pada suatu masa, hidup seorang perempuan yang sangat cantik dan shalihah bernama Annisa. Ia mempunyai banyak teman. Karena kepintarannya dengan mudah dia melewati kuliah hingga dia tumbuh dewasa. Kecantikan dan imannya yang sangat kuat mulai tersebar di seluruh dunia. Annisa menjadi guru olahraga yang sangat pandai.
Pada suatu hari, datang seorang lelaki ke rumah Annisa. Ia melamar ke Annisa untuk menjadi istrinya. Tentu saja Annisa tidak segan - segan untuk menyetujuinya. Akhirnya mereka menikah. Lelaki itu bernama Imam.
Hari pertama, Annisa memasak nasi goreng untuk makanan mereka hari itu. Lalu ia pamit untuk berangkat mengajar. Annisa juga membuat bekal untuk Imam di kantor.
Beberapa hari kemudian, akhirnya Annisa hamil. Imam sangat senang melihatnya. 3 bulan, 6 bulan, hingga 9 bulan Annisa menunggu Imam di rumah sakit. Imam terburu - buru berangkat, tapi akhirnya dia kecelakaan. Anak Annisa sudah lahir dan diberi nama Alisha Azzahra.
Beberapa bulan kemudian, Alisha akhirnya tumbuh besar dan Imam meninggal.
Pada suatu malam, Annisa menemani Alisha tidur .
Alisha berkata, “Wahai ibunda, ceritakan sebuah cerita yang bisa mengantarku tidur.”
Lalu Annisa menyanyikan shalawat yang sangat mengharukan. Alisha menatap heran kepada ibunya. Annisa tersenyum. Tak lama, Alisha tertidur. Annisa memeluk dan mencium Alisha, lalu keluar kamar Alisha sambil melanjutkan shalawat - nya.
Esok paginya, Alisha bangun dan duduk di kursi makan. Sudah tersedia makanan untuk sarapan di meja makan. Selesai sarapan ia mandi dan mengganti baju, kemudian ke kamar kerja ibunya. Alisha sekolah di tempat Annisa mengajar.
“Bunda, ayo kita berangkat.” kata Alisha.
Annisa menengok lalu menjawab, “Bunda siap - siap dulu ya.” jawab Annisa lembut.
Alisha mengangguk.
Annisa mengambil jaket, masker dan kaca matanya, lalu ia berangkat bersama Alisha.
Malamnya, Annisa masih menemani Alisha di kamarnya.
“Bunda, ayahku itu kayak gimana sih? Kok aku enggak pernah lihat?” tanya Alisha.
Annisa menjawab sambil tersenyum. “Ayahmu itu baik, rendah hati, selalu bersabar, suka menolong dan suka bersedekah. Bunda senang banget punya suami kayak dia. Waktu kamu lahir, ayah buru - buru ke rumah sakit. Tapi jadinya ayah kecelakaan. Akhirnya ayah luka parah dan masuk ICU dan saat kamu ulang tahun yang ke - 1, ayah meninggal.” kata Annisa.
“Bunda, bacakan lagi kalimat - kalimat suci - mu yang membuatku tertidur.” kata Alisha.
Annisa tersenyum, lalu membacakan ayat kursi sambil memeluk Alisha. Tak lama Alisha tertidur.
2 tahun kemudian, saat dia kelas lima di sekolahnya mengadakan kemah di hutan. Sayangnya hari itu Annisa sakit parah sehingga dia tidak bisa ikut.
“Bunda, aku tidak ingin ikut. Aku mau menjaga bunda di sini.” kata Alisha.
“Bunda tidak apa - apa, bersenang - senanglah di sana.” jawab Annisa.
“Baiklah kalau itu yang bunda mau.” jawab Alisha lagi. Dia segera mencium tangan Annisa dan bergegas keluar kamar.
“Assalamu'alaikum.” salam Alisha.
“wa'alaikumussalam, selamat bersenang - senang di sana.” jawab Annisa sambil melambaikan tangannya.
Alisha membalas lambaian tangan ibunya.
Dia segera keluar rumah dan naik bus yang sudah menunggu di depan rumah. Bus melaju kencang. Alisha menatap rumahnya walaupun sudah agak jauh lalu dia menghadap ke depan.
Akhirnya mereka sampai di tengah hutan. Anak - anak membangun tenda besar di sana. Lalu mereka memulai aktivitas mereka saat berkemah, lalu ke tenda dan tidur.
Sebelum tidur, Alisha dan teman satu tendanya, Nabila bercerita dulu tentang pengalaman lucu keluarga mereka. Sementara teman setendanya yang lain, Balqis dan Syahira sudah tertidur lelap.
Besoknya, betapa terkejutnya Alisha ketika mendengar kabar bahwa bundanya tersayang meninggal.
Akhirnya dia meminta agar dirinya diantar ke pemakaman ibunya. Nabila, Balqis dan Syahira ikut menemani.
Sesampainya di sana, dia menulis bahwa dia mempunyai rahasia yaitu dia bercita - cita menjadi ibu yang baik seperti ibunya sendiri. Alisha juga memberi hadiah dan foto kenangan terakhir waktu Annisa masih sehat untuk Annisa.
Dan cita - cita Alisha itu memang benar yaitu menjadi perempuan shalihah yang baik dan dermawan.
- TAMAT-
Komentar
Posting Komentar